Kamis, 12 November 2015

Tugas Sejarah Indonesia

Pada kesempatan kali ini saya beserta kelompok saya akan berbagi pengetahuan mengenai keserakahan kongsi dagang.Perang ini terjadi dari abad 16 sampai abad ke-18.
Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) atau dapat disebut
dengan “Perserikatan Maskapai Perdagangan Hindia Timur/Kongsi Dagang
India Timur”. VOC secara resmi didirikan di Amsterdam. Adapun tujuan
dibentuknya VOC ini antara lain untuk: (1) menghindari persaingan yang
tidak sehat antara sesama kelompok/kongsi pedagang Belanda yang telah
ada, (2) memperkuat kedudukan Belanda dalam menghadapi persaingan
dengan para pedagang negara lain.
1. Aceh Versus Portugis dan VOC(Bambang Setiaji)
Perang yang terjadi antara Aceh dengan Portugis ini terjadi ketika semua pedagang Malaka pindah ke Aceh karena Malaka jatuh ketangan Portugis. Oleh karena itu perdagangan di Aceh semakin pesat dan menjadi pusat Bandar pedagangan. Karena dianggap mengancam, Portugis pun mengganggu setiap pelayaran perdagangan yang dilakukan oleh Aceh. Misalnya, pada saat kapal-kapal dagang Aceh sedang berlayar di Laut Merah pada tahun 1524/1525 diburu oleh kapal-kapal Portugis untuk ditangkap. Karena Portugis mengganggu kedaulatan Aceh akhirnya mempersiapkan sesuatu untuk menyerang Portugis diantaranya:
a. Melengkapi kapal-kapal dagang Aceh dengan persenjataan, meriam dan prajurit
b. Mendatangkan bantuan persenjataan, sejumlah tentara dan beberapa ahli dari Turki pada tahun 1567.
c. Mendatangkan bantuan persenjataan dari Kalikut dan Jepara.
Setelah berbagai bantuan berdatangan, Aceh segera melancarkan serangan terhadap Portugis di Malaka. Portugis harus bertahan mati-matian di Formosa/ Benteng. Portugis harus mengerahkan semua kekuatannya sehingga serangan Aceh ini dapat digagalkan. Sebagai tindakan balasan pada tahun 1569 Portugis balik menyerang Aceh, tetapi serangan Portugis di Aceh ini juga dapat digagalkan oleh pasukan Aceh. Oleh Sultan Iskandar Muda pengawasan di jalur perdagangan diperketat. Serangan Aceh berkali-kali tetapi juga tidak berhasil mengusir Portugis dari Malaka.
Hubungan Aceh dan Portugis semakin memburuk. Bentrokan-bentrokan antara kedua belah pihak masih sering terjadi, tetapi Portugis tetap tidak berhasil menguasai Aceh dan begitu juga Aceh tidak berhasil mengusir Portugis dari Malaka. Yang berhasil mengusir Portugis dari Malaka adalah VOC pada tahun 1641. Setelah membantu Aceh mengusir Portugis, kemudian VOC meminta imbalan kepada Aceh dan ingin menguasai Perdagangan di Aceh. Oleh Sultan Iskandar Muda, beliau menolaknya sehingga terjadi konflik yang menyebabkan pengusiran VOC dari Malaka.

2. Maluku Angkat Senjata(Bambang Setiaji)
Portugis berhasil memasuki Kepulauan Maluku pada tahun 1521. Mereka memusatkan aktivitasnya di Ternate. Tidak lama berselang orang- orang Spanyol juga memasuki Kepulauan Maluku dengan memusatkan kedudukannya di Tidore. Terjadilah persaingan antara kedua belah pihak. Persaingan itu semakin tajam setelah Portugis berhasil menjalin persekutuan dengan Ternate dan Spanyol bersahabat dengan Tidore.
Peperangan ini berawal dari Portugis yang menembaki jung-jung dari Banda yang akan membeli cengkih ke Tidore dan Tidore tidak bisa menerima hal tersebut. Dalam peperangan ini, Portugis menang yang kemudian menyombongkan diri, sehingga Portugis semakin berlaku kasar pada rakyat Maluku dan selalu memonopoli perdagangan. Sehingga sering terjadi perlawanan-perlawanan dari rakyat.
Sementara itu, untuk mendamaikan persaingan antara Portugis dengan spanyol, maka dibuatlah perjanjian Saragosa. Dengan perjanjian damai tersebut kedudukan Portugis di Malaka semakin kuat. Kedudukan Portugis juga semakin mengganggu kedaulatan kerajaan-kerajaan yang ada di Maluku. Pada tahun 1565 muncul perlawanan rakyat Ternate di bawah pimpinan Sultan Khaerun/Hairun. Ia menyerukan bahwa seluruh rakyat Irian/Papua sampai Jawa untuk melawan kezaliman Portugis. Karena Portugis takut, kemudian Portugis membuat suatu perjanjian di benteng Sao Paolo. Namun, semua ini adalah tipuan dari Portugis. Sultan Khaerun/Hairun dibunuh.
Setelah Sultan Khaerun dibunuh, perlawanan dilanjutkan di bawah pimpinan Sultan Baabullah (putera Sultan Khaerun). Melihat tindakan Portugis yang tidak mengenal nilai-nilai kemanusiaan, semangat rakyat Maluku untuk melawannya semakin berkobar. Seluruh rakyat Maluku berhasil dipersatukan termasuk Ternate dan Tidore untuk melancarkan serangan besar-besaran terhadap Portugis. Akhirnya Portugis dapat didesak dan pada tahun 1575 berhasil diusir dari Ternate. Orang-orang Portugis kemudian melarikan diri dan menetap di Ambon sampai tahun 1605. Tahun itu Portugis dapat diusir oleh VOC dari Ambon dan kemudian menetap di Timor Timur.
Pada tahun 1680, VOC memaksakan sebuah perjanjian baru dengan penguasa Tidore. Kerajaan Tidore yang semula sebagai sekutu turun statusnya menjadi vassal VOC (di bawah kekuasaan VOC), dan sebagai penguasa yang baru diangkatlah Putra Alam sebagai Sultan Tidore (menurut tradisi kerajaan Tidore yang berhak sebagai sultan semestinya adalah Pangeran Nuku). Penempatan Tidore sebagai daerah kekuasaan VOC telah menimbulkan protes keras dari Pangeran Nuku. Akhirnya Nuku memimpin perlawanan rakyat. Timbullah perang hebat antara rakyat Maluku di bawah pimpinan Pangeran Nuku melawan kekuatan kompeni Belanda (tentara VOC). Sultan Nuku mendapat dukungan rakyat Papua di bawah pimpinan Raja Ampat dan juga orang-orang Gamrange dari Halmahera serta dukungan dari inggris. Oleh para pengikutnya, Pangeran Nuku diangkat sebagai sultan dengan gelar Tuan Sultan Amir Muhammad Syafiudin Syah. Sultan Nuku juga berhasil meyakinkan Sultan Aharal dan Pangeran Ibrahim dari Ternate untuk bersama-sama melawan VOC. Belanda (VOC) kewalahan dan tidak mampu membendung ambisi Nuku untuk lepas dari dominasi Belanda. Sultan Nuku berhasil mengembangkan pemerintahan yang berdaulat melepaskan diri dari dominasi Belanda (VOC) di Tidore sampai akhir hayatnya (tahun 1805).
Peninggalan
-Makam Sultan Nuku dijadikan objek wisata.

3. Sultan Agung Vs. JP Coen(Dwi Wulandari)
Sultan Agung adalah raja yang paling terkenal dari Kerajaan Mataram. Pada masa pemerintahan Sultan Agung, Mataram mencapai zaman keemasan. Cita-cita Sultan Agung antara lain: (1) mempersatukan seluruh tanah Jawa, dan (2) mengusir kekuasaan asing dari bumi Nusantara.
Terkait dengan cita-citanya ini maka Sultan Agung sangat menentang keberadaan kekuatan VOC di Jawa. Apalagi tindakan VOC yang terus memaksakan kehendak untuk melakukan monopoli perdagangan membuat para pedagang Pribumi mengalami kemunduran.
Dalam perlawanan Sultan Agung Tokoh yang terlibat diantaranya
• Sultan Agung
• J.P Coen
• Tumenggung Baureksa
• Sura Agul Agul
• Kiai dipati Mandurareja & Upa Santa
• Dipati Ukur
• Tumenggung Si Garanu
• Kiai Dipati Juminah
• Dipati Purbaya
Lokasi terjadinya perlawanan ini adalah di Batavia dan Tegal. Penyebab terjadinya perlawanan ini adalah :
a. Tindakan monopoli yang dilakukan oleh VOC,
b. VOC sering menghalang-halangi kapal-kapal dagang Mataram yang akan berdagang ke Malaka,
c. VOC menolak untuk mengakui kedaulatan Mataram,
d. Keberadaan VOC di Batavia telah memberikan ancaman serius bagi masa depan pulau Jawa.

Pada tahun 1628 telah dipersiapkan pasukan dengan segenap persenjataan dan perbekalan.
Pada waktu itu yang menjadi gubernur jenderal VOC adalah J.P. Coen. Sebagai pimpinan pasukan Mataram adalah Tumenggung Baureksa. Tepat pada tanggal 22 Agustus 1628, pasukan Mataram di bawah pimpinan Tumenggung Baureksa menyerang Batavia. Upaya yang dilakukan diantaranya telah membangun pos-pos pertahanan, pasukan Mataram mengepung Bayavia dari berbagai tempat, meningkatkan kapal dan senjata. Mereka juga membangun lumbung-lumbung beras untuk persediaan bahan makanan seperti di Tegal & Cirebon. VOC mengirim kapal-kapal untuk menghancurkan lumbung-lumbung yang dipersiapkan pasukan Mataram. Di tegal tentara VOC berhasil menghancurkan 200 kapal Mataram, 400 rumah penduduk, dan sebuah lumbung beras. Pasukan Mataram pantang mundur, mereka mengepung Batavia, kemudian mereka mengepung dan menghancurkan benteng Holandia.
Kemudian pasukan Mataram mengepung Benteng Bommel, tetapi mereka gagal. Pada saat itu juga tersiar kabar bahwa J.P Coen meninggal dunia. Peristiwa ini terjadi pada 21 September 1629. Pasukan Mataram terus melakukan serangan-serangan tetapi mereka selalu mengalami kegagalan. Pasukan Mataram akhirnya melemah dan ditarik mundur kembali ke Mataram. Demikian juga serangan Sultan Agung yang kedua juga mengalami kegagalan.
Perlawanan Sultan Agung terhadap VOC memang mengalami kegagalan. Tetapi semangat dan cita-cita untuk melawan dominasi asing di Nusantara terus tertanam pada jiwa Sultan Agung dan para pengikutnya. Sayangnya semangat ini tidak diwarisi oleh raja-raja pengganti Sultan Agung. Setelah Sultan Agung meninggal tahun 1645, Mataram menjadi semakin lemah sehingga akhirnya berhasil dikendalikan oleh VOC. Sultan Agung digantikan oleh Sunan Amangkurat 1 (1646-1677), Sunan Amangkurat merupakan raja yang lemah bahkan bersahabat dengan VOC. Raja ini juga bersifat reaksioner dengan bersikap sewenang-wenang kepada rakyat dan kejam terhadap para ulama. Oleh karena itu, pada masa pemerintahan Amangkurat I itu timbul berbagai perlawanan rakyat. Salah satu perlawanan itu dipimpin oleh Trunajaya.
Dampak yang diakibatkan oleh perlawanan ini:
• Hancurnya 200 kapal Mataram
• Hancurnya 400 rumah penduduk
• Hancurnya sebuah lumbung beras
• Mataram dapat dikendalikan VOC karena pemimipin yang lemah.

4. Perlawanan Banten(Dwi Wulandari)
Banten memiliki posisi yang strategis sebagai bandar perdagangan internasional. Oleh karena itu sejak semula Belanda ingin menguasai Banten, tetapi tidak pernah berhasil. Akhirnya VOC membangun Bandar di Batavia pada tahun 1619.

Penyebab perlawanan ini diantaranya adalah :
• Belanda ingin menguasai Banten karena letaknya yang strategis,
• Memperebutkan posisi sebagai Bandar perdagangan Internasional,
• Pengembangan hubungan dagang dengan Negara-negara asing yang tidak di senangi oleh VOC.
Lokasi terjadinya perlawanan ini adalah di Banten dan Batavia, tokoh-tokoh yang terlibat diantaranya Pangeran Surya/Sultan Ageng, Abdulnazar Abdul Kahar, Pangeran Arya Purbaya, W. Caeff, Francois Tack, Ki Tapa dan Ratu Bagus. Dalam menghadapi persaingan Sultan Ageng melakukan beberapa upaya ;

• Sultan Ageng berusaha memulihkan posisi Banten sebagai Bandar perdagangan internasional dan sekaligus menandingi perkembangan di Batavia.
• Sultan Ageng mengirim beberapa pasukan untuk menganggu kapal-kapal VOC & menimbulkan gangguan di Batavia. Hal ini dilakukan karena VOC sering melakukan blockade.
• Memberikan tekanan dan melemahkan kedudukan VOC, rakyat banten melakukan beberapa perusakan terhadap tanaman tebu milik VOC.
• Untuk pertahanan Sultan Ageng membangun saluran irigasi dari sungai Untung Jawa sampai Pontang.
• Sultan Ageng Tirtayasa mengangkat Abdulnazar Abdul Kahar/Sultan Haji sebagai raja pembantu.

W. Caeff berhasil menghasut Sultan Haji utuk merebut Kesultanan Banten dan menghasilkan 4 perjanjian, yaitu

1. Banten harus menyerahkan Cirebon kepada VOC,
2. monopoli lada di Banten dipegang oleh VOC dan harus menyingkirkan para pedagang Persia, India, dan Cina,
3. Banten harus membayar 600.000 ringgit apabila ingkar janji, dan
4. Pasukan Banten yang menguasai daerah pantai dan pedalaman Priangan segera ditarik kembali. Isi perjanjian ini disetujui oleh Sultan Haji.

Pada tahun 1682 pasukan Sultan Ageng Tirtayasa berhasil mengepung Istana Surosowan. Sultan Haji terdesak dan meminta bantuan VOC. Sultan Ageng Tirtayasa dapat dipukul mundur dan terdesak hingga ke Benteng Tirtayasa. Sultan Ageng Tirtayasa akhirnya meloloskan diri bersama puteranya, pangeran Purbaya ke hutan Lebak. Pada tahun 1683 Sultan Ageng Tirtayasa berhasil ditangkap dan ditawan di Batavia sampai meninggalnya pada tahun 1692.
Perlawanan ini meninggalkan sisa-sisa istana Surosowan.

Dampak yang ditimbulkan dari perlawanan ini adalah; Hubungan Banten & Batavia semakin memburuk, VOC berhasil merebut kesultanan Banten karena perjanjian antara Sultan Haji dan Banten, tertangkapnya Sultan Ageng Tirtayasa saat mempertahankan wilayahnya.

5. PERLAWANAN GOA(MAKASAR)(Enik Muryanti)
TOKOH :
• Sultan Hasanudin
• Aru Palaka
• Gubernur Jendral Maetsuyeker
• Jonker Van Manipa
• Cornelis Janszoon Spelman
PENYEBAB :
Karena posisi Goa yang strategis dan melihat pelabuhan Somba Opu VOC berusaha keras untuk dapat mengendalikan GOA dan menguasai pelabuhan Somba Opu serta menerapkan monopoli perdagangan.Pelabuhan Somba Opu memiliki posisi yang strategis dalam jalur perdagangan internasional dan berperan sebagai bandar tempat persinggahan kapal-kapal dagang dari timur ke barat atau sebaliknya.Dan juga raja-raja Goa yang sangat anti dengan datangnya negara asing .Oleh karena itu mereka menentang akan kehadiran dan monopoli yang didatangkan oleh VOC.

UPAYA :
VOC berusaha untuk melemahkan posisi Goa.VOC melakukan blockade terhadap pelabuhan Somba Opu, VOC menangkap kapal-kapal posisi Goa. VOC melakukan blockade terhadap pelabuhan Somba Opu, VOC menangkap kapal-kapal pribumi maupun kapal-kapal orang asing. Permintaan tersebut ditolak oleh Sultan Hasanudin Kemudian Sultan Hasanudin ingin menghentikan tidakan VOC, Ia menentang ambisi VOC yang memaksa monopoli di Goa dan mempersiapkan benteng pertahanan untuk menghadang VOC.
Tanggal 7 Juli 1667, meletus Perang Goa. Tentara VOC dipimpin oleh Cornelis Janszoon Spelman, diperkuat oleh pengikut Aru Palaka dan ditambah orang-orang Ambon di bawah pimpinan Jonker van Manipa. Kekuatan VOC ini menyerang pasukan Goa dari berbagai penjuru. Beberapa serangan VOC berhasil ditahan pasukan Hasanuddin.
Tetapi dengan pasukan gabungan disertai peralatan senjata yang lebih lengkap, VOC berhasil mendesak pasukan Hasanuddin. Benteng pertahanan tentara Goa di Barombang dapat diduduki oleh pasukan Aru Palaka.

DAMPAK :
Setelah VOC berhasil mendesak pasukan Hasanudin . Benteng pertahanan di Goa dapat di duduki oleh Pasukan Aru Palaka. Hal ini menndai kemenangan pihak VOC atas kerajaan Goa. Muncullah perjanjian Bongaya yang isinya bertentangan dengan hari nurani dan semboyan masyarakat Goa atau Makasar. Pada tanggal 18 November 1667 Sultan Hasanudin menandatangani perjanjian Bongaya, yang isinya :
1. Goa harus mengakui hak monopoli VOC
2. Semua orang Barat, kecuali Belanda harus meninggalkan wilayah Goa
3. Goa harus membayar biaya perang.Sultan Hasnudin tidak bersedia menandatangani perjanjian tersebut. Pada tahun 1668 Sultan Hasanudin mencoba menggerakkan kekuatan rakyat untuk kembali melawan kesewenang-wenangan VOC. Dengan sangat terpaksa Sultan Hasanuddin harus melaksanakan isi Perjanjian Bongaya.Bahkan benteng pertahanan rakyat Goa jatuh dan diserahkan kepada VOC. Benteng itu kemudian oleh Spelman diberi nama Benteng Rotterdam.
PENINGGALAN :
 Benteng Rofterdam

6. RAKYAT RIAU ANGKAT SENJATA(RIAU)(Enik Muryanti)
TOKOH :
• Sultan Abdul Jalil Rahmat
• Raja Lela Muda
• Raja Indra Pahlawan
• Muhammad Abdul Jalil Muzafar Syah
• Tengku Muhammad Ali
PENYEBAB :
VOC ingin terus menguasai perdagangan monopoli diNusantara. Dengan politik memecah belah VOC berhasil menanam pengaruh di Riau. VOC menyerang Siak dengan memutus jalur perdagangan lalu mendirikan benteng pertahanan agar kapal-kapal dagang yang bermuara di sungai-sungai dapat ditahan oleh VOC.Raja siak Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah memimpin rakyatnya untuk melawan VOC.Dibawah komando Raja Lela Muda untuk menyerang Malaka. Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah wafat digantikan dengan puteranya yaitu Muhammad Abdul Jalil Muzafar Syah dan sebagai komandan perang adalah Raja Indra Pahlawan(Putera dari Raja Lela Muda)

UPAYA :
Tahun 1751 berkobar perang melawan VOC. Siak lalu mempersiapkan pasukannya yang lebih besar untuk menyerang VOC.
Raja Indra Pahlawan sebagai pimpinan pasukan dan Panglima Besar Tengku Muhammad Ali. Dalam serangan ini diperkuat dengan kapal perang “Harimau Buas” yang dilengkapi dengan lancang serta perlengkapan perang secukupnya. Terjadilah pertempuran sengit di Pulau Guntung (1752 – 1753). Sementara VOC terus mendatangkan bantuan. Melihat situasi yang demikian itu kedua panglima perang Siak menyerukan pasukannya untuk mundur kembali ke Siak. Sultan Siak bersama para panglima penasehat menipu daya VOC dengan berpura-pura berdamai dengan Belanda. Dan VOC pun menyetujuinya. Perundingan dilakukan di Loji Pulau Guntung dengan ini Sultan Siak dipaksa untuk tunduk dengan VOC oleh karna itu ia segera memberikan kode kepada anak buah agar dapat membunuh orang-orang di Belanda saat itu.

DAMPAK :
Pada saat perundingan baru mulai justru Sultan Siak dipaksa untuk tunduk kepada pemerintahah VOC. Sultan segera memberi kode pada anak buah dan segera menyergap dan membunuh orang-orang Belanda di loji itu. Loji segera dibakar dan rombongan Sultan Siak kembali ke Siak dengan membawa kemenangan, sekalipun belum berhasil mengenyahkan VOC dari Malaka. Siasat perang ini tidak terlepas dari jasa Raja Indra Pahlawan. Oleh karena itu, atas jasanya Raja Indra Pahlawan diangkat sebagai Panglima Besar Kesultanan Siak dengan gelar: “Panglima Perang Raja Indra Pahlawan Datuk Limapuluh”.

7. Orang – Orang Cina Berontak(Muhammad Nasukha)
Pemberontakan ini dilakukan oleh OePanko di Jawa Tengah dan Raja Pakubuwana II di Kartasura. Pemberontakan ini disebabkan karena terjadi penyelewangan dalam pembuatan surat izin bermukim di Batavia untuk orang orang cina. Dulu banyak orang – orang cina yang datang ke Batavia untuk berdagang, namun banyak yang tidak punya modal sehingga banyak yang pengangguran. Sehingga untuk mengatasinya, VOC membuat peraturan untuk orang cina yang ingin tinggal di Batavia harus memiliki surat izin bermukim.
Pada tahun 1740 terjadi kebakaran di Batavia dan VOC menganggap yang melakukan pembakaran tersebut adalah orang cina, sehingga VOC melakukan sweeping ke permukiman orang cina dan melakukan pembunuhan. Sementara yang berhasil lolos melakukan perlawanan di berbagai daerah. Di Jawa Tengah perlawanan dipimpin oleh Oey Panko. Perlawanan orangcina semakin meluas. Raja Pakubuawana II juga ikut membantu perlawanan di Kartasura. Namun pada perlawanan tersebut menjatuhkan banyak korban.

8. Perlawanan Pangeran Mangkubumi dan Mas Said(Muhammad Nasukha)
Perlawanan ini dilakukan oleh Pangeran Mangkubumi dan Raden Mas Said di Jawa. Perlawanan ini disebabkan adanya persahabatan antara Raja Pakubuwanan II dengan VOC yang telah menimbulkan kekecewaan para bangsawan kerajaan, apalagi VOC melakukan intervensi dalam urusan pemerintahan kerajaan. Kemudian disebabkan juga oleh sakit hatinya Mas Said dengan sikap keluarga kepatihan. Munculah niat untuk melakukan perlawanan terhadap VOC yang telah membuat kerajaan kacau karena banyak kaum bangsawan yang bersekutu dengan VOC. Ia diikuti R. Sutawijaya dan Suradiwangsa pergi ke kota untuk menyusun kekuatan. Kemudian Mas Said pergi menuju nglaroh untuk memulai perlawanan. Oleh para pengikutnya Mas said diangkat sebagai raja baru. Hingga kini sebutan Mas Said yang sangat dikenal masyarakat yakni Pangeran Sambernyawa.
Pejabat VOC secara langsung telah mencampuri urusan pemerintahan kerajaan. Pangeran Mangkubumi segera meninggalkan istana. Pangeran Mangkubumi dan pengikutnya pertamakali pergi ke Sukowati untuk menemui Mas Said. Kedua pihak bersepakat untuk bersatu melawan VOC.Raden Mas Said bergerak di bagian timur, derah Surakarta ke selatan terus Madiaun, ponorogo dengan pusatnya Sukowati. Sedangkan Mangkubumi konsentrasi di bagian barat dekat Pleret.
Dalam suasana perang sedang berkecamuk di berbagai tempat, Pakubuwana II jatuh sakitvsehingga harus menandatangani perjanjian dengan Gubernur Baron van Hehendorf pada tanggal 11 Desember 1749. Isi perjanjian itu sangat menyakitkan hati para punggawa dan rakyat Mataram.Hal ini semakin membuat kekecewaan Pangeran Mangkubumi dan Mas Said, sehingga keduanya meningkatkan perlawanan terhadap VOC.
Perlawanan Pangeran Mangkubumi berakhir setelah tercapai perjanjian Giyanti pada tanggal 13 Februari 1755. Isi pokok perjanjian tersebut adalah bahwa Mataram dibagi menjadi dua. Wilayah barat (derah Yogyakarta) diberikan kepada Paneran Mangkubumi . dan berkuasa sebagai sultan dengan sebutan Sri Sultan Hamengkubuwana I. sedang bagian timur (Surakarta) tetap diperintah oleh Pkubuwana III. Sementara perlawanan Mas Said berakhir setelah tercapai perjanjian Salatiga pad atanggal 17 Maret 1755 yang isinya Mas Said diangkat sebagai penguasa di sebagian wilayah Suraj=karta dengan gelar Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I.


SMK NEGERI 1 TENGARAN XIRPL1
Dibuat oleh :
- Bambang Setiaji
- Dwi Wulandari
- Enik Muryanti
- Muhammad Nasukha

1 komentar:

  1. Lucky Club: A guide to UK casino site - Lucky Club
    Lucky luckyclub Club is a London based betting site and online sportsbook with a lot of fan-made games and promotions that make it one of the best

    BalasHapus